Limbah tinja yang dihasilkan sudah seharusnya mempunyai system resapan pada kompartemen terakhir, septic tank mampu mengolah tinja sampai dengan hasil buangan yang layak
Septic tank sangat diperlukan dalam setiap pembangunan, septic tank yang baik adalah septic tank yang tidak mencemari lingkungan sekitar.
Banyak sekali pencemaran yang dilatar belakangi oleh limbah tinja, dikarenakan system resapan pada septic tank tidak benar yang berakibat mencemari lingkungan sekitar kita, berikut tahapan membuat septic tank ramah lingkungan :
Tahapan penempatan septic tank septic tank yang benar :
Pada septic tank bio tidak diharuskan membuat resapan dikarenakan hasil yang dikeluarkan sudah ramah lingkungan dan dapat langsung dialirkan ke saluran terdekat, tapi apabila tetap ingin membuat resapan boleh saja.
PIPA
Pipa yang terdapat pada septic tank fiber pipa IN dan pipa OUT sudah memenuhi standar yaitu 4 inci, agar proses yang terjadi tidak terhalang ruang, yang pastinya akan lancar.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendy Simbolon mengungkapkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memiliki pekerjaan rumah segudang dalam hal lingkungan hidup. Tercatat sekitar 70 persen tanah di Jakarta bahkan sudah tercemar air limbah.
"Sekitar 70 persen tanah di DKI Jakarta tercemari air limbah, termasuk Kali Ciliwung yang aliran airnya sangat tidak layak konsumsi," ungkap Effendy, Senin (25/4/2011) di Jakarta.
Hal tersebut terjadi karena baru 3 persen septictank warga yang terolah dengan baik. Selain itu, sekitar 97 persen lainnya akibat tinja yang mencemari air tanah. "Itu belum tertangani dengan baik. Hal tersebut membuat kualitas air tanah di DKI Jakarta tercemar," ujar Effendy.
Akibat pencemaran limbah ini, kata Effendy, aliran air di sepanjang Kali Ciliwung tercemar bakteri E coli jauh di atas ambang normal, yakni 80 persen. "Air di sana sudah berubah menjadi coklat dan hitam kepekatan sehingga tidak bisa dikonsumsi masyarakat meski diolah oleh PAM (perusahaan air minum)," tuturnya.
Oleh karena itu, tak mengherankan apabila kemudian harga air di Jakarta menjadi mahal. Selain masalah pencemaran tanah akibat air limbah, permukaan tanah juga turun 40 sentimeter akibat beban bangunan yang berlebihan.
Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku lebih mengkhawatirkan soal penurunan permukaan tanah sebanyak 2 cm per tahun akibat penyedotan air tanah yang tidak terkendali. Padahal, permukaan air laut terus meninggi hingga 1 cm per tahun. "Kalau masalah ini enggak diselesaikan juga, 50 tahun lagi beberapa wilayah di Jakarta Utara bisa tenggelam," ujarnya.
Untuk mengantisipasinya, Fauzi mengungkapkan, Pemprov DKI akan membangun tanggul raksasa untuk menahan air laut dan menampung air dalam jumlah besar pada tahun 2020. "Agar sebagian wilayah Jakarta Utara tidak tenggelam," katanya.
Sumber : Kompas.com